Gambar : Pembacaan Maulidurrasul (Pra Acara) |
Membicarakan
tentang bulan, ada beberapa bulan yang istimewa dalam penanggalan kalender
hijriyah, salah satunya adalah bulan Rajab. Untuk menyambut bulan yang istimewa
dan penuh barakah ini UKM Rebana Moderen (UKM Remo) kembali mengadakan tradisi tahunan yang biasa
dilaksanakan setiap bulan Rajab yaitu peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW.
Peringatan ini dilaksanakan pada hari Kamis (29/5) lalu, bertempat di Masjid
Salman Al Farisi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Acara tersebut juga
sekaligus merupakan acara rutinan yang biasa dilaksanakan setiap hari Kamis
malam Jumat, namun acara kali ini sedikit berbeda dengan biasanya, karena dalam
acara ini menghadirkan seorang pembicara beliau adalah Habib Mukhsin Al
Munawar.
Sebelum
acara inti, mauidloh khasanah yang disampaikan oleh Habib Mukhsin, acara pada
malam tersebut diawali dengan pembacaan kitab Maulid Simthudduror.
Alhamdulillah, Habib Abu Bakar menyempatkan diri untuk hadir memimpin pembacaan
maulid pada acara peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad tersebut, padahal sebenarnya
pada malam tersebut beliau juga mendapat undangan menghadiri maulid di tempat
lain.
Jika
kita mengingat masa kecil, dimana setiap ada peringatan seperti ini biasanya
identik dengan bertukar makanan sesama teman di sekolah, di musholla atau
mungkin di kegiatan yang lain. Hal tersebut merupakan suatu hal yang sangat
menyenangkan. Tak jauh berbeda dengan peringatan Isra’ Mi’raj kali ini, setelah
serangkaian acara dilalui kita pun merayakannya dengan makan bersama-sama,
tradisi ini biasa disebut dengan makan Tasman, yaitu nasi yang diatasnya diberi
berbagai macam lauk dan sayur yang diletakkan dalam nampan dan tiap talaman ada
beberapa orang yang memakannya. Acara makan bersama ini merupakan simbol
kesyukuran atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah kepada kita semua, juga
untuk menjalin silaturrahmi antar pengurus dan para jama’ah dan tamu undangan.
Walaupun
ada sedikit hambatan, Alhamdulillah acara dapat berjalan lancar sampai selesai.
Karena mengingat waktu diselenggarakannya acara tersebut adalah saat hari libur,
padahal banyak dari para mahasiswa Unnes yang sedang pulang kampung. Hal
tersebut mengakibatkan berkurangnya jama’ah pengajian yang biasanya bisa
mencapai tiga kali lipat dari jama’ah yang hadir pada saat itu.
Harapan
dimasa mendatang supaya acara-acara seperti ini senantiasa dipertahankan dan
dihidupkan khususnya di kalangan Unnes sehingga tidak hanya belajar saja tapi
juga menghidupkan kegiatan dan tradisi-tradisi islami sehingga dapat
menimbulkan keberkahan di lingkungan kampus Unnes tercinta ini. Amin.
Komentar
Posting Komentar
Terimakasih atas komentar Anda