Wanita,
sebenarnya siapa sih wanita itu? Dahulu wanita dianggap sebagai pemuas nafsu
belaka. Hanya dibutuh untuk membuat makanan, menyiapkan dan melayani apa
kebutuhan laki-laki. Seiring perkembangnya zaman wanita tidak dipandang sebelah
mata, dengan memeperjuangkan hak-hak yang memang seharusnya diperoleh dan
dimiliki oleh seorang wanita tanpa adanya pandangan bahwa wanita itu tidak
mampu ataupun tidak berhak.
Bagaimana pandangan
islam mengenai wanita?
“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang
muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin,, laki-laki dan perempuan yang
tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan
perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan
perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan
perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak
menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala
yang besar.(Al-Ahzab : 35)”
Islam sebagai rahmatal lil’alamin, menghapus seluruh bentuk kezhaliman-kezhaliman
yang menimpa kaum wanita dan mengangkat derajatnya sebagai martabat manusiawi.
Timbangan kemulian dan ketinggian martabat di sisi Allah subhanahu wata’ala
adalah takwa, sebagaiman yang terkandung dalam Q.S Al Hujurat: 33).Lebih dari
itu Allah subhanahu wata’alamenegaskan dalam firman-Nya yang lain (artinya):
“Barangsiapa yang mengerjakan amalan
shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka
sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan kami beri
balasan pula kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah
mereka kerjakan.” (An Nahl: 97).
Sebegitu istimewanya wanita didalam
islam, seiring berjalannya waktu wanita melupakan kodratnya sebagai seorang
wanita yang hanya lebih memikirkan karirnya. Islam menjunjung hak wanita bukan
untuk menggantikan posisi seorang laki-laki, melainkan menjadi pelengkap
seorang laki-laki, banyak pekerjaan yang lebih baik hasilnya jika dikerjakan
oleh wanita, dan sebaliknya terdapat pula pekerjaan yang akan lebih baik
hasilnya jika dikerjakan seorang laki-laki. Wanita diperbolehkan mengejar karir
bila diperbolehkan oleh muhrimnya dan diperbolehkan jika tidak ada orang lain
yang dapat menggantikan posisinya. Dengan syarat tanpa melupakan kodratnya.
Kodrat seorang wanita yaitu melahirkan, mendidik anak-anaknya dan melayani
suaminya.
Jadi, emansipasi wanita memang benar
tapi dengan batas-batas tertentu yang memang tidak boleh dilanggar oleh seorang
wanita.
(Oleh
: Ustadzah Syifa Rahmawati Fauziah)
Komentar
Posting Komentar
Terimakasih atas komentar Anda