Suatu ketika saat Rasulullah memberikan tausiyahnya,
tiba-tiba Beliau berucap “sebentar lagi akan datang seorang pemuda ahli surga.”
Tak lama kemudian datanglah seorang pemuda yang sederhana. Pakaiannya
sederhana, penampilannya sederhana, dan di tangannya menenteng sandal yang
sederhana pula.
Di kesempatan lain, ketika Rasulullah berkumpul dengan
para sahabatnya, Beliau pun berucap “sebentar lagi kalian akan melihat seorang
pemuda ahli surga.” Dan pemuda sederhana itu datang lagi. Sampai ketiga
kalinya, Rasulullah mengatakan hal serupa bahwa pemuda sederhana itu adalah
ahli surga.
Kemudian di lain waktu seorang sahabat mendatangi pemuda
itu dan menginap di rumahnya sang pemuda. Namun setelah diamati, pemuda yang
dikatakan Rasulullah ahli surga itu ternyata tidak melakukan amalan-amalan yang
dia bayangkan. Kemudian sahabat bertanya langsung kepada sang pemuda tersebut.
“Wahai saudaraku, sesungguhnya Rasulullah menyebut-nyebut
engkau sebagai ahli surga. Tetapi aku tidak melihat amalan-amalan yang istimewa
yang ada pada dirimu. Engkau tidak bangun malam untuk tahajjud, engkau tidak
begitu fasih membaca Al-Quran, Engkau tidak melaksanakan dhuha juga shalat
sunnah. Lalu amal apa yang engkau miliki sehingga Rasul menyebutmu sebagai ahli
surga?”
“Saudaraku, aku memang belum mampu melakukan
amalan-amalan itu. Tapi beberapa minggu ini aku berusaha menjaga amalan yang
baru mampu aku lakukan. Pertama, aku
berusaha untuk tidak menyakiti orang lain, sekecil apapun aku berusaha tidak
menyinggung perasaan orang lain. Kedua,
Aku berusaha untuk tidak marah dan selalu memaafkan. Karena aku tahu bahwa
Rasulullah tidak suka marah dan mudah memaafkan. Dan yang terakhir, aku berusaha untuk menjaga tali silaturahim kepada
siapapun.”
Komentar
Posting Komentar
Terimakasih atas komentar Anda