Seorang mahasiswa yang baik dalam menjalankan amanah hendaknya
mengawali segala sesuatunya dengan niat karena Allah. Termasuk dalam
menjalankan kewajibannya yaitu belajar. Belajar bukan hal yang sepele dan hanya
diperuntukkan siswa kalangan SD, SMP, SMA sederajat jika hendak menghadapi
ujian saja. Seorang mahasiswapun juga harus belajar, karena belajar tak
mengenal usia dan kasta. Dalam belajar harus diawali dengan niat yang tepat,
karena niat adalah inti dari segala sesuatu. Nabi SAW bersabda:
إنماآلإعمالبالنيات
“Sesungguhnya amal perbuatan
tergantung dari niatnya.” (Hadits Sahih)
Diriwayatkan dari Rasulallah SAW : “Berapa banyak amal perbuatan
yang berupa amalan duniawi menjadi amalan akhirat karena niat yang baik, berapa
banyak amalan yang kelihatannya seperti amalan akhirat menjadi amalan duniawi
karena niat yang buruk.”
Hendaknya seorang mahasiswa berniat dalam menuntut ilmu adalah
untuk mencari ridha Allah, sebagai bekal di akhirat, untuk membasmi kebodohan
dari dirinya dan orang lain, menghidupkan agama dan menegakkan islam karena
islam akan tegak dengan ilmu, selain itu tidak dibenarkan zuhud dan takwa yang
disertai dengan kebodohan.
Ustadz Syaikh Al Imam yang besar Burhanuddin penulis kitab Al
Hidayah membawakan bait syair gubahan salah seorang ulama :
Ø Merupakan kerusakan yang parah seorang
alim yang lancang. Dan yang lebih parah darinya orang bodoh yang pura-pura
rajin ibadah.
Ø Keduanya fitnah yang besar di alam
semesta. Bagi orang yang berpedoman pada keduanya dalam urusan agama.
Seorang mahasiswa hendaknya berniat dalam menuntut ilmu untuk
mensyukuri nikmat akal dan tubuh yang sehat, bukan berniat untuk mencari
perhatian orang lain atau memperkaya diri dengan materi duniawi atau kedudukan
dihati pemimpin dan lain sebagainya.
Muhammad bin Al Hasan Rahimahullah berkata : “Andaikan seluruh
manusia menjadi budakku, pasti akan aku bebaskan mereka dan aku akan melepas
seluruh hak wala’ (warisan dari budak) mereka.”
Hal ini disebabkan orang yang mendapatkan lezatnya ilmu dan nikmat
untuk mengamalkannya jarang sekali menginginkan apa yang dimiliki orang lain.
Syaikh Al Imam yang besar ustadz Qiwamuddin Hammad bin Ibrahim bin
Ismail Ash Shafar Al Anshari menuturkan bait gubahan Abu Hanifah Rahimahullah :
Ø Barangsiapa yang mencari ilmu untuk
akhiratnya ia akan mendapat banyak petunjuk.
Ø Betapa ruginya orang yang mencarinya dengan
tujuan memeroleh kedudukan di hati manusia.
Tetapi bila ia mencari kedudukan itu dengan tujuan untuk menegakkan
amar ma’ruf nahi munkar, membela kebenaran dan memuliakan agama bukan untuk
kepentingan pribadi, maka hal itu diperbolehkan dan sekedar untuk menegakkan
amar ma’ruf serta nahi munkar hendaknya seorang penuntut ilmu memikirkan hal
ini karena ia menuntut ilmu dengan susah payah jangan sampai ia mengarahkannya
pada tujuan duniawi yang hina dan fana.
Nah begitulah bagaimana niat kita seharusnya dalam menuntut ilmu,
seperti yang tertuang dalam kitab ta’lim muta’llim karya Imam Burhanul Islam
Azzarnuji. Mahasiswa hendaknya tidak menghinakan dirinya dengan menginginkan
sesuatu yang tidak pantas didambakan, juga harusnya bisa menjaga diri dari
segala sesuatu yang dapat merendahkan ilmu. Kita boleh menuntut ilmu
setinggi-tinggi kita bisa, akantetapi satu hal yang harus dijaga adalah sikap
rendah hati (tawadhu’). Selamat memperbaiki niat untuk menuntut ilmu, salam
hangat UKM Remo.. J
Komentar
Posting Komentar
Terimakasih atas komentar Anda