"lelaki sejati bukanlah gertakan dan
hentakan ancamannya tetapi yang bisa menjalankan amanah dengan baik dan menjaga
kehormatan orang lain" maksud dari petuah itu adalah seorang lelaki belum
dianggap lelaki sejati jika dia suka menggertak atau berbicara kasar dengan
nada yang tinggi dan suka mengancam orang lain, dia akan dianggap sebagai
lelaki sejati jika dapat menjalankan amanahnya dengan baik dan juga menjaga
kehormatan orang lain.
Menurut asy Syaikh Salim bin ‘Id al Hilali,
amanah adalah sebuah perintah menyeluruh dan mencakup segala hal berkaitan
dengan perkara-perkara, yang dengannya, seseorang terbebani untuk
menunaikannya, atau ia dipercaya dengannya. Sehingga amanah ini mencakup
seluruh hak-hak Allah atas seseorang, seperti perintah-perintahNya yang wajib
dan juga meliputi hak-hak orang lain, seperti barang-barang titipan.
Amanah adalah sebuah kewajiban yang harus
ditunaikan, sebagaimana dalam firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala,
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
mengkhianati Allah dan Rasul dan juga janganlah kamu mengkhianati amanah-amanah
yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui,” (Q.S al-Anfaal :27)
Adapun amanah yang dimaksud adalah
menjalankan kewajiban allah, menepati janji
Menjalankan sholat dan mengaji,
mengembalikan barang yang sudah dipinjam, jika sudah dititipi pesan maka
sampaikan kepada orang yang berhak menerima, dan lain sebagainya.
Suatu ketika ada seorang wanita yang datang
menemui beliau. Namun, tanpa sengaja ia kentut dengan suara yang cukup keras.
Wanita itu salah tingkah, menahan malu. Lalu syaikh ini pura-pura tuli, dan
meminta si wanita mengulangi pertanyaannya.
Dengan sikap sang syaikh, wanita itu pun
merasa sedikit lega. Ia mengira sang syaikh benar-benar tuli. Lalu mereka berbicara
dengan saling meninggikan suara.
Wanita itu hidup selama lima belas tahun
setelah kejadian tersebut. Selama itu pula Syaikh Hatim pura-pura tuli. Hingga
wanita itu meninggal, ia tak pernah tahu kepura-puraan beliau.
Ketiga kisah di atas menceritakan bagaimana
seharusnya seorang muslim menjaga kehormatan saudaranya. Bukan malah
menertawakannya atau menyebarkan aibnya.
Abu Hurairah berkata, Nabi bersabda :
وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِماً سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا
وَالآخِرَةِ وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كاَنَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ.
“… siapa yang menutupi (aib) seorang
muslim, Allah akan tutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu menolong
hamba-Nya selama hamba-Nya menolong saudaranya.”
Berlindunglah kepada allah dari kejahatan
perempuan, dan jadilah lelaki dambaan wanita yang waspada dan mawas diri
Ingat ya sobatku
Komentar
Posting Komentar
Terimakasih atas komentar Anda